Tiupan angin terasa mengajakku menyumbang jiwa
Jagad insani menjamurkan cerita tentang negeri ular yang
bertelur dan bersarang dimuara disungai, ditepi pantai, dihutan rimba dan
dikalangan pasir-pasir masyarakat
Unggas-unggas sebagai datang dan pergi tapi entah untuk
apa Pentolan-pentolan generasi tak tahu
Saudarahku…..
Tangisan negeri ini terngiang-ngiang
Memilukan generasi bangsa
Yang termakan halilintar yang membela langit dan
mengucangkan jiwa jagad insani
Dimanakah?
Generasi yang memiliki kekuatan halilintar yang mampu
mengucangkan dan memusnahkan penghuni
veodalisme, kapitalisme dan monarki,,,
Penghuni bersenjata angin kering bertiup lepas
merntokkan dedaunan tak berdosa
Penghuni bersenjata api
Penghisap bebas sari ranting-ranting yang berujung daun
tak tahu apa-apa.
Mainan apa yang sekarang kau pegang?
Mainan apa dan bayangan yang mana yang kini
yang kau imajinerkan?
Apakah bisul atau organ subvital yang kini kau pegang?
Apakah bayangan kenikmatan yang kini kau khayal?
Sehingga rintitan kenikmatan yang kau dapatkan
Sungguh onanimu luar biasa generasi bangsaku
Dan luar binasah tuk negeriku
Generasi negeri tertidur lelap bersama batu-batu karang
yang siap diri dirobohkan oleh bom-bom atom
Aku impikan sebuah tambang logam
Langit diatas awan jenaka bagai si badut dalam sandiwara dengan congklong besar dengan
ocehan batu-batu keras
Ditrotoar tua
“mahasiswa yang celaka melagu panjang dan lagunya
Tidak berarti apa-apa”
Lagunya catatan sejarah dalam buku tanpa kamus
Bersuara lantang:
Indonesia adalah negeriku
Negeri yang ku cinta
“seorang wartawan bisa berkata :
Indonesia adalah
berita yang ditulis dengan bahasa yang kacau”
“seorang awam hanya menggaruk kepala kebingungan dengan
kata-kata yang berhuruf coklat muda dan abu-abu bacaan mata”
Diujung ideoliogi menjalin keributan diatas alun-alun,
Ditikungan jalan puluhan orang bergembira diatas bayangan
mayat berjalan memasuki tokoh-tokoh dan pasar
Lihat….lihatlah saudaraku !!!
Dikeramaian sini, disana, disitu dan dimana-mana ratusan
gerbong melintas jembatan yang belum selesai dibikin
Puing-puing gedung dihuni para malaikat
Manusia setengah malaikat yang bermuara dimesjid telah di
usir.
Oh, tuhanku mengapa kau biarkan ular-ular yang lapar melata dibumi merusaki negeriku
Mahklukmu yang kaucipta seindahnya
Mengapa kau biarkan mereka mengisapi daging-daging para
malaikat yang lezat…!!!
Dan mesjid dijadikan tempat nyanyian melo…owwwwyesssssss 2
x
Hingga tak lagi ada yang menjadi penghuninya
Seperti manusia suci
negeri ombak pasir generasi
Badai mengeram diteluk
Bagai datang dan pergi tapi tak tahu entah kemana.
Bima, 2o mei 2011
Tangisan
Panorama alam mulai menari-nari
Menari diatas puncak
Batu nisan kakek moyangku
Pada saat itu;
Akulah penikmat
Menikmatin dan sambil menyulup rokok
Dalam imajinasi
Tersenyum lepas
Dengan sindiranku
Tapi mereka tak sadari
Tapi biarlah
Kupaham merekan
Adalah anak-anak manusia
Yang ingin beraksi
Dengan obsesinya
Inginku sadarin mereka
Tapi ku tak mampu bergerak
Bagai batu nisan kakek moyangku
Yang hanya bisa menyaksikan
Boneka-boneka pasar
Yang menjelma kupu-kupu malam
Yang bermuara dipot-pot
bunga tanaman manusia setengah binatang
Yang diperbudak
materi
Aku jadi garang pada hari ini
Ku ingin teriak satu kata saja
Dengan suara lantang tapi
terasa tak di ijinkan,
Hanya bisa bergerak dalam udara yang garang
Itupun sekuat tenaga bagai harimau yang mencengram
mangsanya
Aku hanyalah burung
Burung yang terbang jatuh ketanah
Sayapnya patah
Menangis sedih tak berdaya
Menyaksikan tarian karya orang sana
Naik keatas
Turun kebawah
Dengan alas
kapas diurai menjadi benang
Benang dijadikan kain hiasan buah tubuh
Sesuai selera massal.
Dan selera masa
Kakek moyangku kenapa kini kau pergi tinggalkan negeri
suburmu?
Kenapa kau biarkan mereka melata dibumi ini?
Kenapa dan untuk apa kini kau ijinkan mereka berbuat
maksiat ditanah kelahiranmu?
Ijinkan anak cucukmu ini
Mengusir mereka walau dengan tangisan darah
Dengan congklong besar
Dan ocehan batu-batu keras.
Biar mereka sadar
Biar mereka tahu yang tak tahu dan….
Biar mereka paham tentang tanah sejarah; tanah lahirmu,
tanah lahirku dan tanah lahir mereka
Bima, 12 Juni 2011
Karya; Aliroyal
Aku berdiri diatas pundak ibu mengajakku
Memahami jiwa
Gejola alam
Dan otak kemandirian
Tuk dijadikan imajinasi
Ungkapan titipan cinta halal
Ungkapan suci
Unngkapan niat yang tulus
Tanpa tujuan sesa’at
Aku akan mengatakan
Tapi tidak untuk terakhir kali
Sebab cinta tidak sekali
Untuk terakhir
Dalam ungkapan tali cinta
Yang diamanahkan
Kini saatnya ketenanganmu yang sempurnah
Adalah ketenangan hatiku
Membuang pikiran dangkal
Yang mengganggu lagu-lagu cinta
Ciptaanku untukmu
Kurangkul tubuh alam
Seperti mula kelahiran adam
Sedang sesudah mengembara
Kisah tentang sejarah
Sejara sumber tanah lahir rasa perasaan
Yang merasuki perasaan cintaku untukmu
Untukku dijaga
Dan untuk kuungkap
Walau ungkapan kekinian
Dengan ungkapan
“I LOVE YOU”
Dimana-mana kaki melangkah
Dari sabang sampai merauke
Dari barat sampai ketimur
Aku membawa timbun puisi
Tuk dijadikan oleh-oleh
Tuk ketenangan dalam batinmu
Cintaku dan cintamu
Adalah sajakku
Yang kutulis dalam imjinasi;
Ditulis dan disimpan
Dalam memori cinta
Yang nelekat dalam sanubariku
Dan...!!! Terasa hidupku makin kekal
Sesudah memusnahkan rindu
Bertemu segala milik dan hak dalam cinta
Nokta-nokta berdebu dibersihkan dikedua tanganku
Kutitip asa
Jagalah cintaku
Yakinkanlah bahwa aku hadir untukmu
Dan kusedia hati mengbadi padamu
Bima, 17 juni 2011
SAJAK MALAM
Karya ;Aliroyal 96
Angin-angin malam terasa mulai memang
Tak bersahabat
Kini biarkan tubuh beku dalam gapura malam
Di musim embun
Di atas hasil tangan sahabatku, saudaraku, keluargaku dan
kekasih tunggalku
Menggrogoti sum-sum selat kamal terasa mulai tak
sempurnah
Di malam tiba; memandang tajam
Tentang sebelum terasa rahim bumi diperut langit
Di ajak merasa
Tuk sama dibagia bagai pandangan mata di bacaan rasa tak
karuan diotak
Kini malam tiba;
Warna malam merah jinggal nampak bagai lukisan
Di rangkul alam,
Menggambarkan cekrwala di ufuk barat
Serpihan-serpihan kecil
Kepingan-kepingan kering
Di tinggal mati,
Di asuh dan di kasih makan
Dengan spercik cahaya api
Beriannya untuknya
kehangatan dan ketenangannya yang sudah hampir pergi tak terkendalikan
Senanglah sudah
Kepingan itu jadi selimut sedang sesudah beku
Beku musnah
Dingin malam telah lari
Tinggal kenangan di musim dingin
Bima, 17 juni 2011
BELAJAR UNTUKNYA
Karya ; Aliroyal 96
Telah hadirlah
sudah saudaraku
Saudara undangan
kekasiku
Dengan isi kata
mengajak melagu
Mendo’a di atas
awan
Di musim hujan
Di musim senja
Di musim embun
Di musim kemarau
Musim di catat
dalam sejarah
Di simpan, di
baca dalam-dalam
Rahasia kitab suci
Pedoman hidup
Pedoman takdir
Saudaraku……
Apa bila kau
faham kini ajarkanlah aku
Apa bila kau
belum faham kini ajaklah aku
Apa bila kini kau
sudah faham ataukah kau belum faham
Ajar dan ajaklah
aku
Bawalah aku ketempat
rahasiamu
Tempat suci
Tempat tinggalmu
tinggalku
Biar aku faham
Biar kau faham
Biar kita belajar
sama-sama
Arti tanggu jawab
Dan biarkanlah
kini sama-sama serasa jelaja seribu rimba
Cari bayangan
suci
Memetik bintang
kecil dengan beribu-beribu tangan
Beribu mil
Dan.......!!!
Sedia hati berikan
untuknya
Untuk generasi
lapar
Generasi yang
ingin menyantap cahaya asa
Bima, 28 Juni 2011
ANTARA SADAR DAN TAK SADAR
Karya ; Aliroyal 96
Malam yang kelam
tak terlihat sedikitpun
bintang-bintang diatas sana
menyinari langit-langit malam yang
dangkal
yang tak tahu apa yang dirasakan
olehnya
buatnya tersinggung
buat bintang-bintang pergi jauh
satu persatu jatuh ketanah
tak tahu entah dikarna apa
dalam teka teki langit atau
dalam teka-teki fenomena alam
grafitasi bumi
yang buat bintang itu
tak lagi menginjakan telapak kakinya
sesudah ia injak
oh, saudarakuuuuuuu
Kau bagai kelelawar-kelelawar
Yang rakus akan malam
Bersiap
menyerbu spercik cahaya
memaki dan menghina ia dihadapan
mereka
Dengan amarah purbamu
Tapi tak apalah
Silakan!!!!!
Tunjukanlah ekspresi iblismu
Jikalau kau ingin berkhendak
Kini kuijinkan engkau
mencabit-cabit bintang-bintang
yang tak tahu apa-apa
buatlah apa kata hatimu
buatlah apa kata otakmu
jikalau menurutmu itu benar
silakan!!!
keluarkanlah semua kekuatan-kekuatanmu
segeralah mungkin memukul bedug dalam
gapura malam
biar bintang-bintang itu retak tak
bercahaya
Oh saudarakuuuuu
Dulunya kau mengajak bermoral
Tapi sayang,
itu semua hanyalah lisan belaka
Yang tak ternilai
Seperti dahak Yang jatuh ketanah
Yang tak ternilai apa-apa
Buatku
heran
dengan
tanda tanya
kenapa
kau seperti ini?
Kenapa
kau tidak menghormatinya?
Kenapa
dan apa hingga kau bodoh seperti ini?
ya tuhan
Apa yang kini ia lakukan padanya
Kenapa lisannya tak beretik bagai
rasul di sana?
Kenapa dan untuk apa ia
menyakitinya?
Apakah ia bodoh, tolol
Alias
botol
Kalau
memang ia sadarkanlah dia
Bima, 28 Juni 2011
JANJI
Karya ; aliroyal 96
Di teluk
Aku berdiri nanti
Di atas awan
putih
awan kecil
awan suci
Yang
kesiapan menyerap tinta
Di selat
kamal
Beranjak
bergerak dalam Kontaminasi demensi
Jikalau kau
abadikan dirimu untukku
Maka aku siap
diri mengangkat derajatmu
Kuberikan duniaku
untukmu
Dunia kau bawa diujung
sana
Ujung masa makna
nilai hidup
untuk masa datang
aku datang dalam mimpi
lahirkan mimpi
Untukmu
dan petunjukmu
buatmu tertarik dalam dunia nyata
hingga tak lagi angan
Saat kesepian
dalam imajinasi dangkal
Buatmu terhibur
Tak terlupakan
dalam cinta
Cintamu dunia
mimpi dalam kisah nyata
Mimpi nyata dalam
perjanjian
janji primordial
Aku dan kau
Hidup semati
semasa hidup
Bima,
29 Juni 2011
KISAH MALAM
KARYA: ALIROYAL 96
MALAM TELAH LARUT
ANGIN MALAM
TERASA TAK LAGI RINDU
TELUK DI TEMANIN
KELAM DI ATAS MAYAT-MAYAT
HADIRKAN
KETENANGAN PARA IBLIS DALAM BERPESTA
BAHAGIA DALAM KEPUASAN BATIN
TAK PEDULI WALAU
RAGU DALAM RASA TAKUT
DI TEMPAT DUDUK
DI TELAPA
ASPAL
ADA
BANGKAI-BANGKAI BUSUK
BANGKAI
BINATANG
YANG DI
SANTAP
DAN DI
MAKAN OLEH JAMAN
DI SAKSIKAN OLEH
BURUNG HANTU KERAKUSAN
MATA PADAM DENGAN
LIUR AMARAH
AMARAH HAWA NAFSU
MENYAKSIKAN ANJING-ANJING BERTAPAK
PANAS
BERKENCANG RASA
MEMPERTUNJUKAN
GAYA SELARA DUNIAWI
MAIN TANGAN
MAIN LIDAH
MERABAH SUB-
VITAL
DENGAN
LAGU-LAGU CINTA
MELAGU
DENGAN LISAN GOMBAL
”TEMANILAH
AKU DAN BERIKAN AKU RASA”
LAGU MELAGU
PANJANG
TERDENGAR IRINGAN
BEDUG HASRAT
BANGKITAN
SEMANGAT PANGGILAN RASA
KU MENCOBA
MEMBAWA SELUSIN CAHAYA
MEMBERI
TERANG
TAPI
SAYANG TAK DI TERIMA
HANYA
LARI KETAKUTAN
PENUH
RASA MALU
MALU TAPI BERANI
BERANI TAPI TAKUT
TAKUT TAPI BENCI
TAPI BIARLAH
SUDAH MALAM KELAM
ASAL TERASA
ASYIK.
BIMA, 28 JUNI 2011-26-29
PERGI JAUH
HEMBUSAN SENJA
DI UJUNG JALAN
DI ATAS RODA-RODA BESI
RANCANGAN ORANG SANA
DAN BERPERGIAN DI TEMPAT PESAWAT PENUNGGU CINTAN
BERI SEMANGAT ATAS KEPERGIANYA
PERGI MENCARI KETENANGAN
KETENAGAN YANG KAMAL
DI KOTA SANA, KOTA MAJU
KOTA KEKAGUMAN KU.
PERGI DENGAN SEMANGAT
TINGGALKAN CANDA TAWA
PERGI DENGAN SEMANGAT
DALAM RINDU TINGGALKAN KEKASIH
DENGAN TANGISAN HARU.
WAKTU ITU; DENGAN LAGU-LAGU CINTA
KU NYUSUL DI UFUK SANA
GADIS MANIS
KEKASIHKU IDAMANKU
ANJING-ANJING MENGHADANGKU
MENGGONGGONG TAK ENAK DI DENGAR.
MINTA DUIT TAK BER ETIK,
LISAN ABU-ABU
BAGAIKAN TIKUS DI GOT BERKUASA,
MENYANTAP SISA-SISA ROTI
TIBA SUDAH BANDARA;
BANDARA KEJAM BAGAI MALAM MEMAKAN SENSAN
IZINKANKAN AKU MENGAPAI SENSA
KUCOBA PERGI JAUH DISEBRANG SANA
BERIBU-RIBU ALASAN
TETAP SUDAH TAK DI IZINKAN
KECUALI ALASAN.BINTANG DAN KEMARI
TUK HIASI SENSA YANG TERMAKAN OLEH MALAM YANG KELAM
BERTERIK MENANGIS
MENANGIS SEDIH
TEREASA SEDIH
MATA TAK BERAIR KEKASIHKU
KEKASIH IDAMANKU
HANYALAH DO’A YANG BISA KU UCAP
HANYA TANGISAN RINDU YANG KU RASA
HANYALAH ITU YANG KU BISA BERIKAN
GADIS MANIS KU KEKASIHKU
BIMA 28 JULI 2011
Tidur di atas
batu
Menyaksikan
beribu-ribu bintang tanpa kemari
Penuh khayal
Penuh asa
Dan mendo’a
meminta datang sesama
Dalam renung kasih
dalam imajinasi
menerangi jejak-jejak
mimpi
menghampiri
kekasih rinduh
Bagai sungai nil
menghampiri lautan diselat kamal
Menyusuri
gelombang-gelombang semangatku
Angin-angin akan
rindu padanya
Rindu canda tawa
sesama
Mencoba mendengar
musik dengan syair-syair cinta
Mengajaku
menangis membasahi bumi
Dengan tangisan
rindu
Aku ingin
bersamamu
Wahai
bintang-bintang
Bersamamu seperti
masa laluku
Yang tak sekelam
seperti ini
Aku bersama malam
yang kelam
Yang selalu
menemaniku
Menyaksikan
beribu-ribu bintang
Bersamaku sang
penghibur cinta
Mimpi dalam
imajinasi
Dalam imajinasiku
Gadis manis
kekasihku
Seakan ada dalam
sanubariku
Rasa sesama
Berbaring di atas
aspal tanah sejarah
Menyak
sikan
bintanjg-bintang dalam imajinasi
Bagai si jomblo
Khayal akan
kekasih dalam mimpi
Yang temanin
dalam dunia nyata
BIMA
29 JULI 2011
HINA UNTUKMU
KARYA ; ALIROYAL 96
Ku temukan jejak
munafik dimatamu
Yang berkobar
membakar m
.entari
Dan omongan
setan-setan alias iblis
Yang telah menjilati ubun-ubun
Menjilat ludah
sendiri
Bagai ludah
anjing
Yang siap diri
menyantap daging-daging sedarah dalam tanah suci
Janji primordialmu
Bagai rasul dengan
kekasih tunggal-nya
Dalam kitab suci
Kau ucap dengan
tegas
Dihadapan
adik-adikmu
“jangan kau
makan daging sedarahmu”
“ jangan kau
jilat kembali ludah yang kau buang di tanah”
Sebab itu adalah
kata janji
Janji yang harus dipegang teguh
Kata adalah ucapan masa lalu
Masa lahir adik-adikmu
Kini kau
sekarang
Telah kau maka
daging para bayi
Yang tak tahu
apa-apa
Bayi-bayi yang
tak berdosa
Kau bagai manusia setengah binatang yang abu-abu
Sebagaimana fatamorgana
Engkau masih teselip pada perlembar
Musim papa yang kerap tertinggal
Dimalam purba
Manusia bodoh
Manusia yang
meruncingkan kuku mencengkram rapuh
Pagar-pagar mayat, hingga tak kau lepas lagi !
Memperkosa kata
Memperkosa janji
Mengajak sedarah
membuka telanjang bulat
Lalu kau jilat
darah dan dagingnya yang lezat…!!!
Sungguh kau
manusia iblis
Saudaraku
“ini puisi yang cocok untukmu saudara-saudaraku
Yang merasa diri anjing”
Si sosok taat dalam ingkar pagar
Bagai monyet
menggelantung di pisang
Cerita sejara ( MPAMA MPEMO)
Bima, 29 juni 2011
EKSPRESI SYAIRKU
Karya ; Aliroyal
Terjaring bintang tak sengaja kurenungkan bulan
Ku jaring gemilang terselimut cahaya malam
Kemana anganku melayang sedang hasratku
Kian menggilijang
Puisi-puisi usang kulantungkan
Bagai garang harimau
Yang tanpa taring rapuh blepotan tak karuan
Sayu, sedih, seduh dan merindu
Itu lagu keseharianku
Penuh rintihan
Tanpa ada yang perhatikan
Aku membaca sajak tapi
diri ku tak mampu beranjak
Oh, tuhan.....!!!
Kemana aja kau keseharian ini
Sampai-sampai aku tak mengenal diriku sendiri
Aku siapa?
Lantas bagaimana?
Untuk siapa?
Sedang aku tak berdaya
Tapi mengapa syairku
Selalu memacu semangat nyaliku semakin meninggi
Sedang bagimu kadang tak berarti
Terkadang aku juga tak
peduli kepadamu
relung kesendirian
Karna bayanganku sendiri juga tak perna memandangku
Biarlah semua tersair sampai menyair
Di sepanjang hulu-hilir
Yang tiada perna berakhir
Bima,
29 juni 2011
SAJAK NEGERIKU
Karya; aliroyal 96
Ini hari senja penuh ria
Gembira ria
Gembira di atas tanah yang bersejarah
Menghibur dan mengenang
Berikan kebanggaan pada negeri
Negeri abadi
Yang di abadikan
Dalam tanggung jawab
Dalam tuntutan moral
Kau tau jika aku di pihakmu
Ku sedia diri mencatat dalam buku besar
Buku usang buku sejarah
Bahwa bima adalah mbojoku
Tanah lahirku
Tanah sejarah
Sejarah tentang tanah mbojo
Kau tahukah mbojo?
Mbojo adalah negeri yang
bersejarah
yang melahirkan generasi
Generasi yang peduli tentang
akan negeri ini
Negeri yang memang sudah melahirkanmu
Untukmu dunia nyata
Bukan dunia semu
Yang kau pelajari
Seperti kata mereka;
Jika engkau paham dan peduli
akan negerimu
Maka engkau akan paham dan
peduli tentang dirimu
Tapi kataku;
Jika engkau paham akan dirimu
Maka engakau akan paham dan peduli akan negerimu
Negeri ombak
Negeri pasir
Negeri ular yang bermuara dan bersarang di teluk bima
Tanah mbojo
Oh, tuhan ini hari dua kata
yang patutku ucapkan
Ucapan terima kasih
Ucapan syukur
Atas ciptakan aku untuk di adakan
Walaupun tidak di adakan di sini
Tapi....aku tak peduli
Yang penting aku peduli tentangmu dan negerimu
Kau tahukah aku berdiri di sini dihadapan mu saudarahku....??
Kau tahukah tujuanku
Aku di sini bersama semangat juang
Menyumbang jiwa di tanah lahirku
Untuk generasi negeriku
Mengajak, belajar, bertindak dan mengajar
Berdiri di atas mimbar
Bagai si rasul dalam sejarah
kitab suci
Berdiri dihadapan
saudara-saudarah sedarahku
Bermuara dan mendo’a penuh
asa
Mengajak berpatun, melagu-lagu panjang
Lagunya penuh blepotan tak karuan
Tapi penuh makna bernilai emas bagiku
Sajaknya, sajak sederhana
Tak seperti selat kamal
Di ujung sana
Mencoba menjahit sajak di
kedua tangan
Mencoba menghapus nokta-nokta dimana-mana
Dengan serpihata ayat
Ciptaan tuhan yang maha kuasa
Ciptaan kekasih tunggalku
Dalam janji primordial
Hablul minnanas....
Hablul minnallah...
Bima 23 Juli 2011
TUNTUTAN MORAL
Karya; aliroyal 96
SepeRti
mentari terbit dari ufuk timur
datang pagi
ini
dengan
semangat api berkobar
dengan niat
tulus
panggilan
jiwa
mengajak
bersorak
kini Kontaminasi telah tiba
Elemen telah bergerak di atas satu titik
Dengan sajak syair tuhan
Melagu panjang
Penuh semangat juang
Bersuara lantang
’’Menyuara mengajak bagai si pentolan semut merah
yang siap diri
Dengan amarah suci
Dalam tuntutan tanggung jawab moril
’’Mengajak dan berteriak
Apa yang kau lakukan saudarahku?
Kenapa kini kau bodohin mereka saudarah sedarahmu?
Dan kenapa?
Kenapa dan untuk
apa kini kau nindas saudarah sedarahmu?
Kau
telah merampas hak miliknya
Kau
telah mengantongi hak asazi manusia
Dan
kini kau memanipulasi mereka yang tak tahu apap-apa
Mereka
hanyalah bayi-bayi yang tak brdosa saudarahku.....
Jangan...janganlah saudaraku!!!
kau biarkan mereka menangis memikul beban
Menderita di bawah telapak kakimu
Membiarkan mereka tangis darah tukut lutuk
Membiarkan air mata jatuh ketanah
Membasahi tanah kering
Penuh debu
Di temanin debu-debu jalanan
Debu-debu tak kemana-mana
menangis sedih
Ikut derita
Oh, tuhan maha agung
Kau kekasih-kekasih tunggal kami
Kau maha besar, maha tahu dan maha kasih sayang
Apa yang harus aku lakukan
Aku hanya berdiri di hadapanmu
Hanya mendo’a dan menyakasikan penderitaan mereka
”Kenapa kini kau ijinkan
anjing-anjing memakan daging saudarahnya
yang lezat.....!!!
”Kenapa dan untuk apa kini kau
ijinkan ajing-anjing liar liur menghisap
darah sedarahnya yang manis....!!!
Tolong...tolonglah,
Jawablah pertanyaanku..!!!
”Ataukah kau biarkan aku membunuh manusia setengah
binatang itu
Dengan tombakku?
”Ataukah kau menyuruh aku membantai orang-orang
yang tak berdosa itu?
”Atau memang kini kau mengijinkan aku membunuhmu
tuhanku?
Tidak..tidak aku tak mau
Aku hanya membutuhkan damai
Bukan seperti ini
Aku tak butuh pertingkaian
Aku hanya butuh
Manusia,
agama dan perdamaia
Bagai engakau tuhanku dengan rasulmu
Bima,
28 juli 2011
KEHILANGAN
KARYA; ALIROYAL 96
Masa telah datang
Insani telah
pergi
Tinggalkan anak
cucu
Generasi masa
depan asa negeri
Pergi
tinggalkan
Dalam
situasi jelek
Dengan
titahnya
’’Amanat harus di
amanahkan’’
Oh....saudara, kekasih dan bapakku
Kenapa ini hari terasa kelam?
Dan...kenapa ini hari suara
terdengar asing?
Suara sumbernya tak mampu di baca
oleh mata
Kau tahukah aku
dan dirinya
Berubah jadi
dangkal dalam imajinasi
Imajinasi dalam pernyataan
blepotan tak karuan
Pernyataan dalam
kenyataan kesannya tak dikenang
Kupunya niat dengan rasa ingin
Ingin bergerak tanpamu
Ingin berjuang tanpamu
Menjadi revolusi......
Tapi....apalah
di kata
Tangan kutak
sampai keselat kamal
Tanganku bagai
kain putih
Yang dislimuti
oleh mayat-mayat dalam siksa duka
Oh....saudara, kekasih dan bapakku
Sesudah sebelum masa datang
Sebelum sepi sesudah datang
Datanglah kembali untuku dan tuk
mereka
Jahitlah
kain kafan yang ada dalam genggamku
Tuk
generasi diasa negeri
Agar jasa dikenang
di masa hidupku dan mereka
Dalam asa negeri
ini.
Aku tak mau engkau pergi
Aku tak mau engkau tinggalkan daku
dan mereka
Aku...aku...akuuuuuuuuu...!!!
Aku tak mau engkau tanpa jasa
Di masa muda di
rumah
Tempat lahirmu
Tempat kau
bertelur yang bermuar
Di rahim lahirnya
generasi candekiawan.
Bima,
8 september 2011
TITAH TUAN
Karya ; aliroyal 96
Untukmu kawulah mudah
Sang pejuang revolusi
Bangkitlah dari keterpurukan
Jangan sampai kau di pukul mundur
Oleh siapapun
Majulah sang pejuangku
Majulah sepanjang hulu-hilir
Musnahkanlah para elit-elit
yang diperbudak oleh kesempatan
yang diperbudak oleh materi
yang diperbudak oleh jabatan
dalam tindakan kesewenangan
Jangan biarkan mereka menguasainya
Jangan biarkan nafsuh serakah merekan
Menyantap isi bumi pertiwi ini
Tanah air ini adalah bangsamu
Adalah negara indonesia
Yang berbhineka tunggal ika
Walau berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan
Dalam dadanya dengan kekuatan satu kesatuan
Ideologi pancasila adalah fundamentalnya
Yang tak mampuh di robohkan
Kecuali sang biadab yang tak berprik............
oh, sang pejuangku
Jangan biarkan mereka melata dibumi ibu pertiwi....!!!
Ingat itu!
Bima, 6 November 2011
AMPUNIN YANG EDAN DAN IJINKAN HAMBA BERUBAH
Karya ; aliroyal 96
Hi........kau siapa?
Untuk apa engkau kesini
dan...!!! Perlu apa?
bagaimana bisa? Dan...!!! kapan itu
terjadi?
Alibil-alibil semacam
itu
Sering
dipertanyakan
Dan Serinng
terdengar dijaman pucuk
jaman modernisasi
jaman ini adalah jaman
edan
semuanya
sudah edan
agama diadakan
tetapi tidak diyakinin
tuhan sang pencipta
cipta yang ada maupun yang tak ada
yang tak manpu dibaca oleh mahkluk
apapun
tetapi tak perna bertakbir, tahmid
dan tasbih
ya.. alllah
kaulah tuhanku
ampunilah hamba-hambamu
yang tak berdaya ini
yang selalu
turuti hawa nafsu
yang lupa akan
engkau
dan mentuhankan
akal yang engkau ciptakan
hambamu ini sudah bosan akan sesat
hamba ingin jadi hambamu sejati
bagai para nabi-nabi
tapi mengapa.....?
tapi mengapa jiwa-jiwa yang memiliki
kekuatan belum juga tiba
kenapa engkau ciptakan jiwa
sebelum sesudah aku ada
sedangkan engkau tak fungsikan hati,
akal dan rohku seperti rasul-rasul
nabi yang engakau
utus tuk jadi umat manusia
kenapa dan kenapa
kini engkau tidak jadikan aku seperti mereka
oh, tuhan hambamu
tak lagi ingin setat
astagfirllahilazim
ternyata kata-kataku tak meyakin padanya
ya.. allah
tuhanku
maafkan hambamu
hambamu ini tak tahu
hamba butuh petunjukmu
hanya ridhomu yang abadi
abadi dan sejati
hamba memang
sering ingkar janji
hamba memang
sering maksiat
sama seprti
mereka yang edan
maka hamba
minta...
maafmu terbuka
tiap waktu
untuku dan untuk
mereka yang edan
Bima, 5 November 2011
MAHABBAH
Karya ; Aliroyal 96
Lantunan syair dalam kitab suci
yang tak asing terdengar
Berair diketinggian sana
Menyanyi dengan lagu-lagu panjang
Bernyanyi diatas mentari
Dengan cinta
Kulihat bibir manis tak berlidah
Tersinis tersenyum lepas diudara
Bagai bidadari yang bermuara disurga
Oh, gadis cantik
Sang kekasih tuhan
Untuknya dan untukku
“Kuingin rangkul awan”
Seperti mulanya rasul merngkul
anak-anak yatim
Tuk jadikan kekuatan agama
“Kuingin buat menara”
Setinggi-tinggi cinta rasul
kepada sang khaliq
”Kuingin menggali tambang logam”
Sedalam-dalamnya cinta rasul
kepada makhluk ciptaan yang maha kuasa
Oh, gadis cantik jikalau itu ada
Kuadakan engkau
Supaya engkau ada
Diri ini siap mengabdikan tukmu
Seperti mulanya cinta para nabi
pada kekasih tunggalnya
Bima, 16 November 2011
YAAAA....!!!
Karya ; Aliroyal 96
Untukmu waktu
Kulakukan dalam hati yang baik
Tak akan kulakukan yang nantinya
tak diselesaikan
Dan tak akan kulakukan yang belum
selesai dibikin
Yaaaa.....!!! Waktu untuku
Bima, 16 November 2011
RIMBA GAIB
Karya ; Aliroyal 96
Terasa malam menamparku
Udara mencengkram urat nadiku
Rimba-rimba gaib
Bergerak tak berwujud
Datang tak diundang bagiku
Tapi baginya diundang dalam misi
Bulu-bulu kudukku
berdiri tegak ketakutan
terasa dihantui
menghantui malamku
Bima, 17
November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar