Minggu, 03 Juni 2012

kumpulan puisi Karya Ali Royal "96" SSB gong 96 STKIP Bima



Tiupan angin terasa mengajakku menyumbang jiwa
Jagad insani menjamurkan cerita tentang negeri ular yang bertelur dan bersarang dimuara disungai, ditepi pantai, dihutan rimba dan dikalangan pasir-pasir masyarakat
Unggas-unggas sebagai datang dan pergi tapi entah untuk apa Pentolan-pentolan generasi tak tahu
Saudarahku…..
Tangisan negeri ini terngiang-ngiang
Memilukan generasi bangsa
Yang termakan halilintar yang membela langit dan mengucangkan jiwa jagad insani
Dimanakah?
Generasi yang memiliki kekuatan halilintar yang mampu mengucangkan dan memusnahkan penghuni  veodalisme, kapitalisme dan monarki,,,
Penghuni bersenjata angin kering bertiup lepas merntokkan   dedaunan tak berdosa
Penghuni bersenjata api
Penghisap bebas sari ranting-ranting yang berujung daun tak tahu apa-apa.
Mainan apa yang sekarang kau pegang?
Mainan apa dan bayangan yang mana yang kini
yang kau imajinerkan?
Apakah bisul atau organ subvital yang kini kau pegang?
Apakah bayangan kenikmatan yang kini kau khayal?
Sehingga rintitan kenikmatan yang kau dapatkan
Sungguh onanimu luar biasa generasi bangsaku
Dan luar binasah tuk negeriku
Generasi negeri tertidur lelap bersama batu-batu karang yang siap diri dirobohkan oleh bom-bom atom
Aku impikan sebuah tambang logam
Langit diatas awan jenaka bagai si badut dalam  sandiwara dengan congklong besar dengan ocehan batu-batu keras
Ditrotoar tua
“mahasiswa yang celaka melagu panjang dan lagunya
Tidak berarti apa-apa”
Lagunya catatan sejarah dalam buku tanpa kamus
Bersuara lantang:
Indonesia adalah negeriku
Negeri yang ku cinta
“seorang wartawan bisa berkata :
Indonesia  adalah berita yang ditulis dengan bahasa yang kacau”
“seorang awam hanya menggaruk kepala kebingungan dengan kata-kata yang berhuruf coklat muda dan abu-abu bacaan mata”
Diujung ideoliogi menjalin keributan diatas alun-alun,
Ditikungan jalan puluhan orang bergembira diatas bayangan mayat berjalan memasuki tokoh-tokoh dan pasar
Lihat….lihatlah saudaraku !!!
Dikeramaian sini, disana, disitu dan dimana-mana ratusan gerbong melintas jembatan yang belum selesai dibikin
Puing-puing gedung dihuni para malaikat
Manusia setengah malaikat yang bermuara dimesjid telah di usir.
Oh, tuhanku mengapa kau biarkan ular-ular yang lapar  melata dibumi merusaki negeriku
Mahklukmu yang kaucipta seindahnya
Mengapa kau biarkan mereka mengisapi daging-daging para malaikat yang lezat…!!!
Dan mesjid dijadikan tempat nyanyian melo…owwwwyesssssss 2 x
Hingga tak lagi ada yang menjadi penghuninya
Seperti manusia suci
negeri ombak pasir generasi
Badai mengeram diteluk
Bagai datang dan pergi tapi tak tahu entah kemana.


Bima, 2o mei 2011
                          Tangisan 
Terasa  sejuk hembusan sepoi-poi angin

Panorama alam mulai menari-nari
Menari diatas puncak
Batu nisan kakek moyangku
Pada saat itu;
Akulah penikmat
Menikmatin dan sambil menyulup rokok
Dalam imajinasi
Tersenyum lepas
Dengan sindiranku
Tapi mereka tak sadari
Tapi biarlah
Kupaham merekan
Adalah anak-anak manusia
Yang ingin  beraksi
Dengan obsesinya
Inginku sadarin mereka
Tapi ku tak mampu bergerak
Bagai batu nisan kakek moyangku
Yang hanya bisa menyaksikan
Boneka-boneka pasar
Yang menjelma kupu-kupu malam
Yang bermuara dipot-pot  bunga tanaman manusia setengah binatang
Yang diperbudak  materi
Aku jadi garang pada hari ini
Ku ingin teriak satu kata saja
Dengan suara lantang tapi  terasa tak di ijinkan,
Hanya bisa bergerak dalam udara yang garang
Itupun sekuat tenaga bagai harimau yang mencengram mangsanya
Aku hanyalah burung
Burung yang terbang jatuh ketanah
Sayapnya patah
Menangis sedih tak berdaya
Menyaksikan tarian karya orang  sana
Naik keatas
Turun kebawah
Dengan alas  kapas  diurai menjadi benang
Benang dijadikan kain hiasan buah tubuh
            Sesuai selera massal.
Dan selera masa
Kakek moyangku kenapa kini kau pergi tinggalkan negeri suburmu?
Kenapa kau biarkan mereka melata dibumi ini?
Kenapa dan untuk apa kini kau ijinkan mereka berbuat maksiat ditanah kelahiranmu?
Ijinkan anak cucukmu ini
Mengusir mereka walau dengan tangisan darah
Dengan congklong besar
Dan ocehan batu-batu keras.
Biar mereka sadar
Biar mereka tahu yang tak tahu dan….
Biar mereka paham tentang tanah sejarah; tanah lahirmu, tanah lahirku dan tanah lahir mereka


Bima, 12 Juni 2011
 TITIPAN RASA
Karya; Aliroyal


Aku berdiri diatas pundak ibu mengajakku
Memahami  jiwa
Gejola alam
Dan otak kemandirian
Tuk dijadikan imajinasi
Ungkapan titipan cinta halal
Ungkapan suci
Unngkapan niat yang tulus
Tanpa tujuan sesa’at
Aku akan mengatakan
Tapi tidak untuk terakhir kali
Sebab cinta tidak sekali
Untuk terakhir
Dalam ungkapan tali cinta
Yang diamanahkan
Kini saatnya ketenanganmu yang sempurnah
Adalah ketenangan hatiku
Membuang pikiran dangkal
Yang mengganggu lagu-lagu cinta
Ciptaanku untukmu
Kurangkul tubuh alam
Seperti mula kelahiran adam
Sedang sesudah mengembara
Kisah tentang sejarah
Sejara sumber tanah lahir rasa perasaan
Yang merasuki perasaan cintaku untukmu
Untukku dijaga
Dan untuk kuungkap
 Walau ungkapan kekinian
Dengan ungkapan 
“I LOVE YOU”
Dimana-mana kaki melangkah
Dari sabang sampai merauke
Dari barat sampai ketimur
Aku membawa timbun puisi
Tuk dijadikan oleh-oleh
Tuk ketenangan dalam batinmu
Cintaku dan cintamu
Adalah sajakku
Yang kutulis dalam imjinasi;
Ditulis dan disimpan
 Dalam memori cinta
Yang nelekat dalam sanubariku
Dan...!!! Terasa hidupku makin kekal
Sesudah memusnahkan rindu
Bertemu segala milik dan hak dalam cinta
Nokta-nokta berdebu dibersihkan dikedua tanganku
Kutitip asa
Jagalah cintaku
Yakinkanlah bahwa aku hadir untukmu
Dan kusedia hati mengbadi padamu

Bima, 17 juni 2011
  



SAJAK MALAM
Karya ;Aliroyal 96


Angin-angin malam terasa mulai memang
Tak bersahabat

Kini biarkan tubuh beku dalam gapura malam
Di musim embun
Di atas hasil tangan sahabatku, saudaraku, keluargaku dan kekasih tunggalku
Menggrogoti sum-sum selat kamal terasa mulai tak sempurnah

Di malam tiba; memandang tajam
Tentang sebelum terasa rahim bumi diperut langit
Di ajak merasa
Tuk sama dibagia bagai pandangan mata di bacaan rasa tak karuan diotak

Kini malam tiba;
Warna malam merah jinggal nampak bagai lukisan
Di rangkul alam, 
Menggambarkan cekrwala di ufuk barat
Serpihan-serpihan kecil
Kepingan-kepingan kering
Di tinggal mati,

Di asuh dan di kasih makan
Dengan spercik cahaya api
 Beriannya untuknya kehangatan dan ketenangannya yang sudah hampir pergi tak terkendalikan

Senanglah sudah
Kepingan itu jadi selimut sedang sesudah beku
Beku musnah
Dingin malam telah lari
Tinggal kenangan di musim dingin

Bima, 17  juni 2011


BELAJAR UNTUKNYA
 Karya ; Aliroyal 96

Telah hadirlah sudah saudaraku
Saudara undangan kekasiku
Dengan isi kata mengajak melagu
Mendo’a di atas awan
Di musim hujan
Di musim senja
Di musim embun
Di musim kemarau
Musim di catat dalam sejarah
Di simpan, di baca  dalam-dalam
Rahasia kitab suci
Pedoman hidup
Pedoman takdir
Saudaraku……
Apa bila kau faham kini ajarkanlah aku
Apa bila kau belum faham kini ajaklah aku
Apa bila kini kau sudah faham ataukah kau belum faham
Ajar dan ajaklah aku
Bawalah aku ketempat rahasiamu
Tempat suci
Tempat tinggalmu tinggalku
Biar aku faham
Biar kau faham
Biar kita belajar sama-sama
Arti tanggu jawab
Dan biarkanlah kini sama-sama serasa jelaja seribu rimba
Cari bayangan suci
Memetik bintang kecil dengan beribu-beribu tangan
Beribu mil
Dan.......!!!
Sedia hati berikan untuknya
Untuk generasi lapar
Generasi yang ingin menyantap cahaya asa

                                                                                    Bima, 28 Juni 2011
ANTARA SADAR DAN TAK SADAR
Karya ; Aliroyal 96

Malam yang kelam
tak terlihat sedikitpun bintang-bintang diatas sana
menyinari langit-langit malam yang dangkal
yang tak tahu apa yang dirasakan olehnya
buatnya tersinggung
buat bintang-bintang pergi jauh
satu persatu jatuh ketanah
tak tahu entah dikarna apa
dalam teka teki langit atau
dalam teka-teki fenomena alam
grafitasi bumi
yang buat bintang itu
tak lagi menginjakan telapak kakinya
sesudah ia injak
oh, saudarakuuuuuuu
Kau bagai kelelawar-kelelawar
Yang rakus akan malam
Bersiap menyerbu spercik cahaya
memaki dan menghina ia dihadapan mereka
Dengan amarah purbamu
Tapi tak apalah
Silakan!!!!!
Tunjukanlah ekspresi iblismu
Jikalau kau ingin berkhendak
Kini kuijinkan engkau
mencabit-cabit bintang-bintang
yang tak tahu apa-apa
buatlah apa kata hatimu
buatlah apa kata otakmu
jikalau menurutmu itu benar
silakan!!!
keluarkanlah semua kekuatan-kekuatanmu
segeralah mungkin memukul bedug dalam gapura malam
biar bintang-bintang itu retak tak bercahaya
Oh saudarakuuuuu
Dulunya kau mengajak bermoral
Tapi sayang,
itu semua hanyalah lisan belaka
Yang tak ternilai
Seperti dahak Yang jatuh ketanah
Yang tak ternilai apa-apa
Buatku heran
dengan tanda tanya
kenapa kau seperti ini?
Kenapa kau tidak menghormatinya?
Kenapa dan apa hingga kau bodoh seperti ini?

ya tuhan
Apa yang kini ia  lakukan padanya
Kenapa lisannya tak beretik bagai rasul di sana?
Kenapa dan untuk apa ia menyakitinya?
Apakah  ia bodoh, tolol
Alias botol
Kalau memang ia sadarkanlah dia

Bima, 28  Juni 2011


JANJI
Karya ; aliroyal 96

Di teluk
Aku berdiri nanti
Di atas awan putih
            awan kecil
 awan suci
Yang kesiapan menyerap tinta
Di selat kamal
Beranjak bergerak dalam Kontaminasi demensi
Jikalau kau abadikan dirimu untukku
Maka aku siap diri mengangkat derajatmu
Kuberikan duniaku untukmu
Dunia kau bawa diujung sana
Ujung masa makna nilai hidup
 untuk masa datang
            aku datang dalam mimpi
            lahirkan mimpi
Untukmu dan petunjukmu
            buatmu tertarik dalam dunia nyata
            hingga tak lagi angan
Saat kesepian dalam imajinasi dangkal
Buatmu terhibur
Tak terlupakan dalam cinta
Cintamu dunia mimpi dalam kisah nyata
Mimpi nyata dalam perjanjian
 janji primordial
Aku dan kau
Hidup semati semasa hidup

                                                                Bima, 29 Juni 2011

                                                                                   


KISAH MALAM
KARYA: ALIROYAL 96

MALAM TELAH LARUT
ANGIN MALAM TERASA TAK LAGI RINDU
TELUK DI TEMANIN KELAM DI ATAS MAYAT-MAYAT
HADIRKAN KETENANGAN PARA IBLIS DALAM BERPESTA
BAHAGIA DALAM  KEPUASAN BATIN
TAK PEDULI WALAU RAGU DALAM RASA TAKUT
            DI TEMPAT DUDUK
DI TELAPA ASPAL
ADA BANGKAI-BANGKAI BUSUK
BANGKAI BINATANG
YANG DI SANTAP 
DAN DI MAKAN OLEH JAMAN
DI SAKSIKAN OLEH BURUNG HANTU KERAKUSAN
MATA PADAM DENGAN LIUR AMARAH
AMARAH HAWA NAFSU
            MENYAKSIKAN ANJING-ANJING BERTAPAK PANAS
BERKENCANG RASA
MEMPERTUNJUKAN GAYA SELARA DUNIAWI
MAIN TANGAN
MAIN LIDAH
MERABAH SUB- VITAL
DENGAN LAGU-LAGU CINTA
MELAGU DENGAN LISAN GOMBAL
”TEMANILAH AKU DAN BERIKAN AKU RASA”
LAGU MELAGU PANJANG
TERDENGAR IRINGAN BEDUG HASRAT
BANGKITAN SEMANGAT PANGGILAN RASA
KU MENCOBA MEMBAWA SELUSIN CAHAYA
MEMBERI TERANG
TAPI SAYANG TAK DI TERIMA
HANYA LARI KETAKUTAN
PENUH RASA MALU
MALU TAPI BERANI
BERANI TAPI TAKUT
TAKUT TAPI BENCI
TAPI BIARLAH SUDAH MALAM KELAM
ASAL TERASA ASYIK.
BIMA, 28 JUNI 2011-26-29



PERGI JAUH
HEMBUSAN SENJA

DI UJUNG JALAN
DI ATAS RODA-RODA BESI
RANCANGAN ORANG SANA

DAN BERPERGIAN DI TEMPAT PESAWAT PENUNGGU CINTAN
BERI SEMANGAT ATAS KEPERGIANYA
PERGI MENCARI KETENANGAN
KETENAGAN YANG KAMAL
DI KOTA SANA, KOTA MAJU
KOTA KEKAGUMAN KU.

PERGI DENGAN SEMANGAT
TINGGALKAN CANDA TAWA
PERGI DENGAN SEMANGAT
 DALAM RINDU TINGGALKAN KEKASIH DENGAN TANGISAN HARU.

WAKTU ITU; DENGAN LAGU-LAGU CINTA
 KU NYUSUL DI UFUK SANA
GADIS MANIS
KEKASIHKU IDAMANKU

 ANJING-ANJING MENGHADANGKU
MENGGONGGONG TAK ENAK DI DENGAR.
MINTA DUIT TAK BER ETIK,
LISAN ABU-ABU
BAGAIKAN TIKUS DI GOT BERKUASA,
MENYANTAP SISA-SISA ROTI

TIBA SUDAH BANDARA;
BANDARA KEJAM BAGAI MALAM MEMAKAN SENSAN           
IZINKANKAN AKU MENGAPAI SENSA
KUCOBA PERGI JAUH DISEBRANG SANA

BERIBU-RIBU ALASAN
TETAP SUDAH TAK DI IZINKAN
KECUALI ALASAN.BINTANG DAN KEMARI
TUK HIASI SENSA YANG TERMAKAN OLEH MALAM YANG  KELAM

BERTERIK MENANGIS
MENANGIS SEDIH
TEREASA SEDIH
MATA TAK  BERAIR KEKASIHKU
KEKASIH IDAMANKU

HANYALAH DO’A YANG BISA KU UCAP
HANYA TANGISAN RINDU YANG KU RASA
HANYALAH  ITU YANG KU BISA BERIKAN
GADIS MANIS KU KEKASIHKU
BIMA 28 JULI 2011




LAGU RINDU



Tidur di atas batu
Menyaksikan beribu-ribu bintang tanpa kemari
Penuh khayal
Penuh asa
Dan mendo’a meminta datang sesama
Dalam renung kasih dalam imajinasi
menerangi jejak-jejak mimpi
menghampiri kekasih rinduh
Bagai sungai nil menghampiri lautan diselat kamal
Menyusuri gelombang-gelombang semangatku
Angin-angin akan rindu padanya
Rindu canda tawa sesama
Mencoba mendengar musik dengan syair-syair cinta
Mengajaku menangis membasahi bumi

Dengan tangisan rindu
Aku ingin bersamamu
Wahai bintang-bintang
Bersamamu seperti masa laluku
Yang tak sekelam seperti ini

Aku bersama malam yang kelam
Yang selalu menemaniku
Menyaksikan beribu-ribu bintang
Bersamaku sang penghibur cinta

Mimpi dalam imajinasi
Dalam imajinasiku
Gadis manis kekasihku
Seakan ada dalam sanubariku

Rasa sesama
Berbaring di atas aspal tanah sejarah
Menyak
sikan bintanjg-bintang dalam imajinasi
Bagai si jomblo
Khayal akan kekasih dalam mimpi
Yang temanin dalam dunia nyata

                                                           
                                                            BIMA 29 JULI 2011 

HINA UNTUKMU
KARYA ; ALIROYAL 96

Ku temukan jejak munafik dimatamu
Yang berkobar membakar m
.entari
Dan omongan setan-setan alias iblis
Yang  telah menjilati ubun-ubun
Menjilat ludah sendiri
Bagai ludah anjing
Yang siap diri menyantap daging-daging sedarah dalam tanah suci
Janji primordialmu
Bagai  rasul dengan kekasih tunggal-nya
Dalam kitab suci
Kau ucap dengan tegas
Dihadapan adik-adikmu
“jangan kau makan daging sedarahmu”
“ jangan kau jilat kembali ludah yang kau buang di tanah”
 Sebab itu adalah kata janji
Janji yang harus dipegang teguh
Kata adalah ucapan masa lalu
Masa lahir adik-adikmu
Kini kau sekarang 
Telah kau maka daging para bayi
Yang tak tahu apa-apa
Bayi-bayi yang tak berdosa
Kau bagai manusia setengah binatang yang abu-abu
Sebagaimana fatamorgana
Engkau masih teselip pada perlembar
Musim papa yang kerap tertinggal
Dimalam purba
Manusia bodoh
Manusia yang meruncingkan kuku mencengkram rapuh
Pagar-pagar  mayat, hingga tak kau lepas lagi !
Memperkosa kata
Memperkosa janji
Mengajak sedarah membuka telanjang bulat
Lalu kau jilat darah dan dagingnya yang lezat…!!!
Sungguh kau manusia iblis
Saudaraku
“ini puisi yang cocok untukmu saudara-saudaraku
Yang merasa diri anjing”
Si sosok taat dalam ingkar pagar
Bagai  monyet menggelantung di pisang
Cerita sejara ( MPAMA MPEMO)


Bima, 29 juni 2011

EKSPRESI SYAIRKU
Karya ; Aliroyal

Terjaring bintang tak sengaja kurenungkan bulan
Ku jaring gemilang terselimut cahaya malam
Kemana anganku melayang sedang hasratku
Kian menggilijang
            Puisi-puisi  usang kulantungkan
Bagai garang harimau
Yang tanpa taring rapuh blepotan tak karuan
Sayu, sedih, seduh dan merindu
Itu lagu keseharianku
Penuh rintihan
Tanpa ada yang perhatikan
            Aku membaca sajak tapi diri ku tak mampu beranjak
Oh, tuhan.....!!!
Kemana aja kau keseharian ini
Sampai-sampai aku tak mengenal diriku sendiri
Aku siapa?
Lantas bagaimana?
Untuk siapa?
Sedang aku tak berdaya
Tapi mengapa syairku
Selalu memacu semangat nyaliku semakin meninggi
Sedang bagimu kadang tak berarti
            Terkadang aku juga tak peduli kepadamu
relung kesendirian
Karna bayanganku sendiri juga tak perna memandangku
Biarlah semua tersair sampai menyair
Di sepanjang hulu-hilir
Yang tiada perna berakhir


                                                            Bima, 29 juni 2011


SAJAK NEGERIKU
Karya; aliroyal 96
Ini hari senja penuh ria
Gembira ria
Gembira di atas tanah yang bersejarah
Menghibur dan mengenang
Berikan kebanggaan pada negeri
          Negeri abadi
Yang di abadikan
Dalam tanggung jawab
Dalam tuntutan moral
Kau tau jika aku di pihakmu
Ku sedia diri mencatat dalam buku besar
Buku usang buku sejarah
Bahwa bima adalah mbojoku
Tanah lahirku
Tanah sejarah
Sejarah tentang tanah mbojo
          Kau tahukah mbojo?
          Mbojo adalah negeri yang bersejarah
yang melahirkan generasi
          Generasi yang peduli tentang akan negeri ini
Negeri yang memang sudah melahirkanmu
Untukmu dunia nyata
Bukan dunia semu
Yang kau pelajari
          Seperti kata mereka;
          Jika engkau paham dan peduli akan negerimu
          Maka engkau akan paham dan peduli tentang dirimu
          Tapi kataku;
          Jika engkau paham akan dirimu
Maka engakau akan paham dan peduli akan negerimu
Negeri ombak
Negeri pasir
Negeri ular yang bermuara dan bersarang di teluk bima
Tanah mbojo
          Oh, tuhan ini hari dua kata yang patutku ucapkan
          Ucapan terima kasih
Ucapan syukur
Atas ciptakan aku untuk di adakan
Walaupun tidak di adakan di sini
Tapi....aku tak peduli
Yang penting aku peduli tentangmu dan negerimu
Kau tahukah aku berdiri di sini dihadapan mu saudarahku....??
Kau tahukah tujuanku
Aku di sini bersama semangat juang
Menyumbang jiwa di tanah lahirku
Untuk generasi negeriku
Mengajak, belajar, bertindak dan mengajar
          Berdiri di atas mimbar
          Bagai si rasul dalam sejarah kitab suci
          Berdiri dihadapan saudara-saudarah sedarahku
          Bermuara dan mendo’a penuh asa
Mengajak berpatun, melagu-lagu panjang
Lagunya penuh blepotan tak karuan
Tapi penuh makna bernilai emas bagiku
Sajaknya, sajak sederhana
Tak seperti selat kamal
Di ujung sana
          Mencoba menjahit sajak di kedua tangan
Mencoba menghapus nokta-nokta dimana-mana
Dengan serpihata ayat
Ciptaan tuhan yang maha kuasa
Ciptaan kekasih tunggalku
Dalam janji primordial
Hablul minnanas....
Hablul minnallah...
Bima 23 Juli 2011



TUNTUTAN MORAL
     Karya; aliroyal 96

SepeRti mentari terbit dari ufuk timur
datang pagi ini
dengan semangat api berkobar
dengan niat tulus
panggilan jiwa
mengajak bersorak
 kini Kontaminasi telah tiba
Elemen telah bergerak di atas satu titik
Dengan sajak syair tuhan
Melagu panjang
Penuh semangat juang
Bersuara lantang
’’Menyuara mengajak bagai si pentolan semut merah yang siap diri
Dengan amarah suci
Dalam tuntutan tanggung jawab moril
’’Mengajak dan berteriak
Apa yang kau lakukan saudarahku?
Kenapa kini kau bodohin mereka saudarah sedarahmu?
Dan kenapa?
 Kenapa dan untuk apa kini kau nindas saudarah sedarahmu?
            Kau telah merampas hak miliknya
            Kau telah mengantongi hak asazi manusia
            Dan kini kau memanipulasi mereka yang tak tahu apap-apa
            Mereka hanyalah bayi-bayi yang tak brdosa saudarahku.....
Jangan...janganlah saudaraku!!! 
kau biarkan mereka menangis memikul beban
Menderita di bawah telapak kakimu
Membiarkan mereka tangis darah tukut lutuk
Membiarkan air mata jatuh ketanah
Membasahi tanah kering

Penuh debu
Di temanin debu-debu jalanan
Debu-debu tak kemana-mana
menangis sedih
Ikut derita
Oh, tuhan maha agung
Kau kekasih-kekasih tunggal kami
Kau maha besar, maha tahu dan maha kasih sayang
Apa yang harus aku lakukan
Aku hanya berdiri di hadapanmu
Hanya mendo’a dan menyakasikan penderitaan mereka
”Kenapa kini kau ijinkan anjing-anjing memakan daging   saudarahnya yang lezat.....!!!
”Kenapa dan untuk apa kini kau ijinkan ajing-anjing liar liur  menghisap darah sedarahnya yang manis....!!!
Tolong...tolonglah,
Jawablah pertanyaanku..!!!
”Ataukah kau biarkan aku membunuh manusia setengah binatang itu
Dengan tombakku?
”Ataukah kau menyuruh aku membantai orang-orang yang tak berdosa  itu?
”Atau memang kini kau mengijinkan aku membunuhmu tuhanku?
Tidak..tidak aku tak mau
Aku hanya membutuhkan damai
Bukan seperti ini
Aku tak butuh pertingkaian
Aku hanya butuh
 Manusia, agama dan perdamaia
Bagai engakau tuhanku dengan rasulmu

                                                            Bima, 28 juli 2011

KEHILANGAN
KARYA; ALIROYAL 96

Masa telah datang
Insani telah pergi
Tinggalkan anak cucu
Generasi masa depan asa negeri
Pergi tinggalkan
Dalam situasi jelek
Dengan titahnya
’’Amanat harus di amanahkan’’
Oh....saudara, kekasih dan bapakku
Kenapa ini hari terasa kelam?
Dan...kenapa ini hari suara terdengar asing?
Suara sumbernya tak mampu di baca oleh mata
Kau tahukah aku dan dirinya
Berubah jadi dangkal dalam imajinasi
Imajinasi dalam pernyataan blepotan tak karuan
Pernyataan dalam kenyataan kesannya tak dikenang
Kupunya niat dengan rasa ingin
Ingin bergerak tanpamu
Ingin berjuang tanpamu
Menjadi revolusi......
            Tapi....apalah di kata
Tangan kutak sampai keselat kamal
Tanganku bagai kain putih
Yang dislimuti oleh mayat-mayat dalam siksa duka
Oh....saudara, kekasih dan bapakku
Sesudah sebelum masa datang
Sebelum sepi sesudah datang
Datanglah kembali untuku dan tuk mereka
            Jahitlah kain kafan yang ada dalam genggamku
            Tuk generasi diasa negeri
Agar jasa dikenang di masa hidupku dan mereka
Dalam asa negeri ini.
Aku tak mau engkau pergi
Aku tak mau engkau tinggalkan daku dan mereka
Aku...aku...akuuuuuuuuu...!!!
Aku tak mau engkau tanpa jasa
Di masa muda di rumah
Tempat lahirmu
Tempat kau bertelur yang bermuar
Di rahim lahirnya generasi candekiawan.

                                                                        Bima, 8 september 2011


TITAH TUAN
Karya ; aliroyal 96

Untukmu  kawulah mudah
Sang pejuang revolusi
Bangkitlah dari keterpurukan
Jangan sampai kau di pukul mundur
Oleh siapapun
Majulah sang pejuangku
Majulah sepanjang hulu-hilir
Musnahkanlah para elit-elit
yang diperbudak oleh kesempatan
yang diperbudak oleh materi
yang diperbudak oleh jabatan
dalam tindakan kesewenangan
Jangan biarkan mereka menguasainya
Jangan biarkan nafsuh serakah merekan
Menyantap isi bumi pertiwi ini
Tanah air ini adalah bangsamu
Adalah negara indonesia
Yang berbhineka tunggal ika
Walau berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan
Dalam dadanya dengan kekuatan satu kesatuan
Ideologi pancasila adalah fundamentalnya
Yang tak mampuh di robohkan
Kecuali sang biadab yang tak berprik............
oh, sang pejuangku
Jangan biarkan mereka melata dibumi ibu pertiwi....!!!
Ingat itu!

                                  Bima, 6 November 2011

AMPUNIN YANG EDAN DAN IJINKAN HAMBA BERUBAH
     Karya ; aliroyal 96
Hi........kau siapa?
Untuk apa engkau kesini
dan...!!! Perlu apa?
bagaimana bisa? Dan...!!! kapan itu terjadi?
Alibil-alibil semacam itu
Sering dipertanyakan
Dan Serinng terdengar dijaman pucuk
jaman modernisasi
jaman ini adalah jaman edan
semuanya sudah  edan
agama diadakan
tetapi tidak diyakinin
tuhan sang pencipta
cipta yang ada maupun yang tak ada
yang tak manpu dibaca oleh mahkluk apapun
tetapi tak perna bertakbir, tahmid dan tasbih
ya.. alllah
kaulah tuhanku
ampunilah hamba-hambamu yang tak berdaya ini
yang selalu turuti hawa nafsu
yang lupa akan engkau
dan mentuhankan akal yang engkau ciptakan
hambamu ini sudah bosan akan sesat
hamba ingin jadi hambamu sejati
bagai para nabi-nabi
tapi mengapa.....?
tapi mengapa jiwa-jiwa yang memiliki kekuatan belum juga tiba
kenapa engkau ciptakan jiwa
sebelum sesudah aku ada
sedangkan engkau tak fungsikan hati, akal dan rohku seperti rasul-rasul
nabi yang engakau utus tuk jadi umat manusia
kenapa dan kenapa kini engkau tidak jadikan aku seperti mereka
oh, tuhan hambamu tak lagi ingin setat
astagfirllahilazim ternyata kata-kataku tak meyakin padanya
ya.. allah
tuhanku
maafkan hambamu
hambamu ini tak tahu
hamba butuh petunjukmu
hanya ridhomu yang abadi
abadi dan sejati
hamba memang sering ingkar janji
hamba memang sering maksiat
sama seprti mereka yang edan
maka hamba minta...
maafmu terbuka tiap waktu
untuku dan untuk mereka yang edan                
Bima, 5 November 2011





MAHABBAH


Karya ; Aliroyal 96

Lantunan syair dalam kitab suci
yang tak asing terdengar
Berair diketinggian sana
Menyanyi dengan lagu-lagu panjang
Bernyanyi diatas mentari
Dengan cinta
Kulihat bibir manis tak berlidah
Tersinis tersenyum lepas diudara
Bagai bidadari yang bermuara disurga
Oh, gadis cantik
Sang kekasih tuhan
Untuknya dan untukku
“Kuingin rangkul awan”
Seperti mulanya rasul merngkul anak-anak yatim
Tuk jadikan kekuatan agama
“Kuingin buat menara”
Setinggi-tinggi cinta rasul kepada sang khaliq
”Kuingin menggali tambang logam”
Sedalam-dalamnya cinta rasul kepada makhluk ciptaan yang maha kuasa
Oh, gadis cantik jikalau itu ada
Kuadakan engkau
Supaya engkau ada
Diri ini siap mengabdikan tukmu
Seperti mulanya cinta para nabi pada kekasih tunggalnya

Bima, 16 November 2011

YAAAA....!!!
Karya ; Aliroyal 96

Untukmu waktu
Kulakukan dalam hati yang baik
Tak akan kulakukan yang nantinya tak diselesaikan
Dan tak akan kulakukan yang belum selesai dibikin
Yaaaa.....!!! Waktu untuku

                                                Bima, 16 November 2011

RIMBA GAIB
Karya ; Aliroyal 96

Terasa malam menamparku
Udara mencengkram urat nadiku
Rimba-rimba gaib
Bergerak tak berwujud
Datang tak diundang bagiku
Tapi baginya diundang dalam misi
Bulu-bulu kudukku
berdiri tegak ketakutan
terasa dihantui
menghantui malamku

Bima, 17 November 2011


kumpulan puisi cinta emosi kemarahan karya ali royal









Tidak ada komentar:

Posting Komentar